Hubungan relasional antara manusia dan lingkungan alam akan terus berkembang dari masa ke masa. Perkembangan ini turut mempengaruhi pandangan hidup dan sikap religius manusia. Pemikiran modern saat ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang berada disekitar manusia dan yang menopang kehidupannya adalah hasil dari usaha keras manusia itu sendiri. Padahal kebenarannya adalah bahwa ada energi kehidupan di alam semesta yang mempengaruhi apapun yang dicapai atau terjadi dalam kehidupan manusia tersebut. Karena itu kita harus bisa selaras dengan alam dan memanfaatkan Alam semesta dan energi yang ada di dalamnya dengan bijak.
Ketika tidak melihak keberadaan alam semesta dan energi hidup (Bioenergi ) yang ada di dalamnya maka yang muncul adalah keegoisan. Hal ini seolah-olah telah menggeser pemahaman kita bahwa pencapaian hidup yang diraih adalah murni dari hasil kerja keras sendiri. Padahal sesungguhnya hal ini telah melibatkan Tuhan dan sesama juga alam semesta.
Berbeda dengan pemikiran tradisional manusia terhadap alam dimana mereka masih memiliki keterkaitan yang kuat dengan alam semesta. Hal ini masih dapat kita saksikan dibeberapa daerah dimana sungai, hutan dan hewan tertentu masih disakralkan. Kehidupan yang selaras dengan alam ini sesungguhnya bisa terus kita praktekkan dalam kehidupan modern. Caranya adalah dengan lebih bijak dalam menentukan pilihan dan manfaatkan alam semesta tidak berlebihan.
Perlukah sikap bijak itu dipelihara?
Sikap ini masih kita jumpai dalam masyarakat tradisional tertentu dengan beberapa mitos dan legenda yang dikembangkan. Semua ini memiliki satu tujuan, yaitu agar manusia tidak serakah memanfaatkan alamnya sehingga dengan lebih bijak mampu menjaga keseimbangan alam semesta. Secara perlahan, semua ritual yang bersifat tradisional ini telah tergeser ketika perkembangan iptek mulai merambah dunia dan ledakan penduduk menuntut pemenuhan kebutuhan manusia secara besar-besaran.
Sebagai manusia yang berakal sehat seharusnya kita juga bisa bersikap bijak agar keberadaan hidup kita tetap terjalin harmoni dengan alam semesta. Berbagai kerusakan bisa diminimalisir atau bahkan dicegah dengan cara-cara yang patut. Sehingga alam semesta yang energinya kita manfaatkan tidak menjadi murka dengan memberikan energi negatif yang hanya akan mengalirkan kerusakan.
Manfaatkan Alam semesta dengan Bijak
Cara memanfaatkan alam semesta dengan bijak dijaman dimana setiap manusia memiliki kepentingan yang berbeda tidaklah mudah. Namun sesungguhnya hal ini sangat mungkin untuk dilakukan. Cara Sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan mensikapikeberadaan alam semesta sebagai subyek kehidupan bukan obyek kehidupan.
Kembalikan cara-cara eksploitasi alam yang berlebihan kepada cara eksplorasi yang menghasilkan simbiosis mutualisme. Sehingga Akan ada win-win solutioan pada setiuap masalah yang melibatkan alam semesta dalam kehidupan apapun alasan dan apapun bentuknya.
Alam semesta ini tidak hanya terdiri dari alam fisik yang seperti kita lihat saat ini. Namun juga ada alam metafisik di dalamnya beserta energi alam juga energi kehidupan (Bioenergi) yang membentuk siklus dan berjalan selaras pada frekuensi masing-masing. Sehingga jika ada yang memanfaatkan apa yang ada di alam semesta secara berlebihan hukum alam bekerja. Karena itu bijaklah dalam menjaga harmonisasi kehidupan agar kedamaian dan kebahagiaan hidup manusia terwujud nyata.